GELAR PEMILIHAN KETUA BEM STIT HAFAS, PASANGAN MASJAR DAN RUZIK MENANG TIPIS

INFO KAMPUS – STIT HAFAS| Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Hamzah Fansuri (STIT HAFAS) Kota Subulussalam menggelar pemilihan Ketua dan  Wakil Ketua BEM diKampus setempat, Jumat (26/11/2021)

Dalam pemilihan tersebut pasangan Masjar Koni dan Ruzik Abrari Akbar terpilih secara demokratis dengan mengalahkan pesaing tunggalnya yakni pasangan Suhaidi dan Farhan Rizki

Ketua Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa (KPUM) Dewi Rukiyah menyampaikan, dalam Pemilihan yang digelar tersebut  jumlah total suara yang masuk ke tong suara adalah 254 dan 14 diantaranya dinyatakan rusak.

Kemudian lanjut Dewi, Berdasarkan rekapitulasi suara yang dilakukan pihaknya, pasangan nomor urut 1 Masjar Koni dan Ruzik Abrari Akbar memperoleh suara 137 dan pasangan nomor 2 Suhaidi dan Farhan Rizki memperoleh suara 103 dan 14 suara dinyakan rusak

“Alhamdulillah pemilihan ketua dan wakil ketua BEM sudah selesai dengan aman dan baik, selanjutnya kami dari panitia akan melaporkan kegiatan ini kepihak rektorat” terang Dewi

Dikatakannya, semua peroses dan tahapan sudah dilakukan pihaknya untuk mensukseskan pemilihan ketua BEM tersebut, mereka juga katanya sudah menggelar debat kandidat calon Ketua dan Wakil Ketua BEM pada hari Rabu 24 November 2021 di Aula Kampus setempat

Dalam debat tersebut dikatakannya,  para pemilih yang berjumlah sebanyak   563 orang tersebut dengan mudah dalam menentukan hak pilihnya

“Rabu yang lalu kita laksanakan debat kandidat secara terbuka dan hari ini kita laksanakan pemungutan suara dikampus kita ini, semoga berjalan sukses” Kata Dewi Rukiyah disela sela pelaksanaan Pemungutan suara

Sementara itu, Wakil Ketua III Stit Hafas Kota Subulussalam, Ismail Angkat, M.IP mengatakan, pemilihan ketua BEM yang diselenggarakan oleh KPUM tersebut berjalan secara independen tanpa ada intervansi dari pihak kampus atau pihak lainnya sehingga para mahasiswa lebih leluasa dalam menjalankan tugas mereka

“Kita tidak ikut mencampuri  masalah politik pemilihan ketua BEM diinternal mahasiswa, kita hanya memantau dan mengarahkan agar acara pemilihannya berjalan lancar tanpa ada hambatan yang besar” ujar Ismail yang membidangi masalah kemahasiswaan tersebut

Ismail Angkat pun berharap agar pasangan yang terpilih menjadi ketua dan wakil ketua BEM mampu bersinergi dan merangkul dengan pasangan yang belum menang dalam pemilihan demi mencapai cita-cita organisasi yang solid dan berintegritas

Raih Juara, STIT Hamzah Fansuri Mulai Unjuk Taring di Tingkat Nasional

 

Ajang Nasional OASE (Olimpiade Agama, Sains dan Riset) tahun 2021 yang diadakan oleh Kementrian Agama yang berakhir pada 28 November menyisakan sejarah bagi STIT Hamzah Fansuri. Pasalnya, kampus kenamaan di Kota Subulussalam tersebut berhasil menyabet Juara Harapan 1 pada perlombaan Qiraatul Kutub Putra atas nama Abidin.

Kendati demikian, yang membuat ajang tersebut menyumbangkan sejarah bagi STIT Hamzah Fansuri bukanlah perihal juara atau tidaknya. Dr Musriaparto, MM selaku Ketua STIT Hamzah Fansuri mengakui ajang tersebut untuk membuktikan bahwa kampus yang selama ini dipandang sebelah mata jika dibandingkan dengan PTN/PTAIN kenamaan juga mempunyai tradisi keilmuan yang tak boleh dianggap remeh.

“Prestasi yang didapat ini tentu bukan sesuatu yang besar, biasa saja. Yang luar biasa adalah bahwa mahasiswa/i STIT Hamzah Fansuri mulai terdorong untuk tetap berkarya. Langkah ini adalah sebuah upaya untuk memecah gunung es kebekuan prestasi para santri dan mahasiswa di Kota Subulussalam. Dapat Juara Harapan 1 sudah bagus sebagai awal permulaan bahwa mahasiswa/i STIT Hamzah Fansuri tak boleh merasa inferior. Kita sama-sama belajar, hasil ditentukan oleh usaha bukan nama besar almamater.” Ujar Ketua STIT Hamzah Fansuri.

 

Abidin sebagai salah satu mahasiswa yang mendapatkan prestasi tersebut pun tidak serta-merta berbangga hati. Abidin mengakui bahwa langkah tersebut dapat mendorong teman-teman santri atau mahasiswa/i lainnya ikut menorehkan prestasi yang lebih besar baik di tingkat nasional sampai di tingkat internasional.

 

Selain menjadi mahasiswa STIT Hamzah Fansuri, Abidin juga turut menjadi tenaga pendidik di pesantren-pesantren Kota Subulussalam, salah satunya Pesantren Hamzah Fansuri di Runding. Usainya kejuaraan Nasional OASE tidak membuat Abidin berhenti menggali ilmu dan mengajarkan ilmunya kepada peserta didik dan teman-teman mahasiswa/i lainnya di STIT Hamzah Fansuri.

 

“Hal ini (juara Nasional) jangan dipandang sebagai hasil akhir prestasi kita. Kita masih berproses, insyallah mahasiswa/i STIT Hamzah Fansuri dan santri di Kota Subulussalam akan menorehkan prestasi lainnya yang lebih dasyat. Selama generasi muda tetap mencari ilmu dengan sungguh-sungguh, masa depan bangkitnya keilmuan Islam di Kota Subulussalam akan tetap hidup dan tak pernah akan redup!” Pungkas Abidin sambil menyeruput kopinya yang masih hangat.

 

Tidak Main-main, STIT Hamzah Fansuri Masuk Babak Final di Ajang Nasional OASE

Abidin, mahasiswa STIT Hamzah Fansuri Kota Subulussalam  masuk babak final di ajang Nasional OASE 2021 cabang Qiraatul Kutub di Banda Aceh. Tentunya, hal ini menjadi momen penting bagi bangkitnya Perguruan Tinggi di Kota Subulussalam. STIT Hamzah Fansuri terus merangkul putra-putri terbaik Kota Subulussalam agar mampu terdorong mencapai prestasi akademik di level nasional maupun internasional. Dengan masuknya Abidin ke babak final, ada secercah harapan bahwa kampus-kampus lokal juga dapat bersaing di tingkat nasional.

 

Setiap Perguruan Tinggi Islam di Indonesia yang mengikuti OASE memang mengirimkan putra-putri terbaiknya untuk bersaing sehingga ajang tersebut bukanlah main-main. Abidin mengakui bahwa memang usaha untuk menyabet posisi di babak final bukanlah hal yang mudah, banyak sekali pesaing yang berasal dari pesantren atau pendidikan Islam yang mumpuni dalam Qiraatul Kutub. Namun, hal tersebut tidak serta-merta membuat Abidin minder dan kecut. Abidin membuktikan bahwa banyak sekali mahasiswa/i berbakat yang ada di Kota Subulussalam, sebab kurangnya akses sehingga mereka yang berpotensi kerap terkubur.

 

Dalam cabang perlombaan Qiraatul Kutub, Abidin membaca kitab Bidayatul Mujtahid wa Nihayatul Muqtashid karangan Abu Al-Walid Muhammad ibn Ahmad ibn Rusyd (Ibn Rusyd/Avverroes) seorang pembaharu jurisprudensi Islam (fiqh) dan filsuf Islam yang menginspirasi kemajuan peradaban Barat. Abidin cukup lancar membaca kitab babon tersebut beserta dengan penjelasan dari isi kitab tersebut secara lugas.

 

Keberhasilan Abidin mencapai babak final bukanlah hal yang tanpa kendala sama sekali. Ajang yang diadakan dengen metode daring tersebut sempat membuat Abidin kecut karena lemahnya sinyal membuat proses perlombaan sempat terputus-putus. Hal tersebut disebabkan oleh bencana banjir di Kota Subulussalam yang sempat diguyur hujan selama beberapa hari yang lalu. Namun, hal tersebut berhasil ditenggarai oleh Abidin karena memang Abidin telah menguasai pembacaan kitab Ibn Rusyd itu.

 

Pengalaman yang dihadapi Abidin memang menginspirasi sekaligus mengharukan. Dr Musriaparto, MM mengungkapkan bahwa memang akses STIT Hamzah Fansuri Kota Subulussalam belum sampai level teknologi dan pembangunan yang mumpuni, akan tetapi bukan berarti mahasiswa/i harus minder dan takut bermimpi besar.  “Memang kampus kita masih terbatas jika dibandingkan dengan kampus di Kota-kota besar. Tapi jangan salah, Mahasiswa/i STIT Hamzah Fansuri adalah orang-orang berbakat nan cerdas.  Nothing feels better than doing what people think you cannot do.” Kelakar Ketua STIT Hamzah Fansuri dengan candaan khas tapi tampak penuh keyakinan pada setiap kata-katanya.

Memperingati Maulid Nabi dan Hari Pahlawan, STIT Hamzah Fansuri Bergema

Diadakannya Maulid Nabi Muhammad SAW pada tanggal 11 November 2021 di STIT Hamzah Fansuri berlangsung cair dan hangat. STIT Hamzah Fansuri mengundang Ust. Zakirun Alves dengan mengusung tema “Meneladani Akhlak dan Meningkatkan Kecintaan kepada Rasulullah SAW”. Selain mengangkat tema maulid Nabi, acara tersebut juga sekaligus memperingati Hari Pahlawan yang bertepatan pada 10 November.

Peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW di STIT Hamzah Fansuri memang merupakan agenda rutin dalam skala tahunan. Cahaya Ramadani selaku Ketua Panitia Maulid Nabi menekankan bahwa akhlak/attitude adalah hal yang paling dasar dalam peringatan tersebut, sekaligus sebagai gambaran bahwa Islam yang dibawa Rasulullah SAW adalah agama akhlak yang fokus mengutamakan ilmu dan amal baik untuk masyarakat.

Selain itu, Rasulullah juga merupakan tokoh utama yang diusung oleh pahlawan Nasional untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia demi kemashalatan umat. Wakil Ketua BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) STIT Hamzah Fansuri, Amin Riski, turut membentuk acara tersebut terus mengingatkan pentingnya akhlak bagi mahasiswa dan acara maulid secara tahunan merupakan evaluasi bagi semua mahasiswa untuk selalu menelandi akhlak mulia Rasulullah SAW.

Sebagai tambahan, Ketua STIT Hamzah Fansuri, Dr Musriaparto MM memaparkan bahwa “Kampus kita (STIT Hafas, red) akan selalu mendukung aktivitas kemahasiswaan untuk mengasah kecerdasan mahasiswa yang kelak bermanfaat bagi masyarakat dengan berbekal uswatun hasanah (akhlak yang terpuji) selayaknya Baginda Nabi Muhammad Saw sehingga menyumbangkan gerakan kemaslahatan bagi umat manusia”. Memang, aktivitas Mahasiswa di STIT Hamzah Fansuri bukan hanya belajar, melainkan juga pengabdian masyarakat dan penelitian sesuai dengan asas Tridharma Perguruam Tinggi.

Akhirul kalam, Ust. Zakirun Alves menambahkan bahwa perjuangan sebagai umat Islam pengikut Nabi Muhammad memang harus memilih jalan pengorbanan. Sebab, dengan pengorbanan mahasiswa dapat memfokuskan diri untuk berjuang mencari ilmu pengetahuan demi tegaknya keadilan dan tatanan masyarakat Islam yang diperjuangkan oleh Rasulullah SAW, para sahabat, ulama dan pahlawan kemerdekaan Indonesia.

AJANG NASIONAL OASE, STIT HAMZAH FANSURI SIAP MERAIH PRESTASI BARU

Ajang Mahasiswa/i pada Olimpiade Agama, Sains dan Riset (OASE) tahun 2021 yang diikuti oleh seluruh Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) di Indonesia, termasuk Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Hamzah Fansuri Kota Subulussalam menoreh kebanggaan. Abidin adalah salah satu mahasiswa STIT Hamzah Fansuri yang ikut meramaikan ajang yang dilaksanakan di Banda Aceh tersebut. Abidin sendiri telah menempati posisi sebagai kontestan terpilih cabang Qiraatul Kutub Putra setelah melewati berbagai proses seleksi.

Sebagai perwakilan dari STIT Hamzah Fansuri, terpilihnya Abidin memang cukup membanggakan. Sebab, Kota Subulussalam memang memiliki nama lain sebagai ‘Kota Santri’. Pelabelan nama ‘Kota Santri’ tentunya berasal dari banyaknya santri-santri berbakat di Kota Subulussalam. Kendati demikian, masih amat minim ajang nasional yang melibatkan santri berbakat di tingkat yang lebih besar.

OASE merupakan ajang Nasional yang mendapatkan perhatian publik yang cukup besar. Pasalnya, ajang bergengsi ini memang melihat potensi-potensi yang tersebar di seluruh daerah Indonesia. Kesempatan ini dibaca oleh Ketua STIT Hamzah Fansuri, Dr Musriaparto, M.M sebagai ajang penting untuk menunjukkan potensi Subulussalam Kota Santri dan STIT Hamzah Fansuri sebagai PTKI yang menanungi Mahasiswa di Subulussalam. “STIT Hamzah Fansuri akan terus mendukung, membentuk dan mendampingi mahasiwa/i yang berbakat agar mampu mengukir prestasi di berbagai bidang, khususnya di bidang Keagamaan Islam.” ujar Ketua STIT Hamzah Fansuri yang memiliki fokus penelitian di bidang Hadis itu.

STIT Hamzah Fansuri memang memiliki kapasitas yang mumpuni dalam menjaring alumni pesantren agar menempuh Sekolah Tinggi. Tercatat sampai hari ini, STIT Hamzah Fansuri memiliki sebaran alumni yang berkiprah di dunia pesantren, dari mulai tenaga didik, sampai pengelola pesantren/dayah.

Ajang OASE tersebut bukanlah satu-satunya ajang yang diikuti oleh STIT Hamzah Fansuri, melainkan ada berbagai ajang lokal yang juga menorehkan prestasi. Untuk mempersiapkan prestasi lainnya, STIT Hamzah Fansuri tetap fokus membentuk atmosfir intelektual di kampus dengan workshop, seminar dan berbagai program-program pembelajaran yang berperan besar pada perkembangan ilmu pengetahuan di Kota Subulussalam.

“Tidak hanya mendukung dengan kalimat retoris belaka, STIT Hamzah Fansuri membuktikan telah mempersiapkan sarana dan prasarana yang sangat membantu mahasiswa/i dalam menemukan bakat dan potensinya masing-masing. Karena saya meyakini kepintaran bukanlah bawaan lahir, kepintaran adalah hasil dari pembentukan karakter dan disiplin belajar yang mesti didukung oleh lingkungan.” Pungkas Dr Musriaparto, M.M.

Warek I UIN Ar Raniry Melaksanakan Kuliah Umum di STIT Hamzah Fansuri

Subulussalam 16 Agustus 2021

Sekolah tinggi Ilmu Tarbiyah Hamzah Fansuri Subulussalam Aceh, Kota Subulussalam Hari ini Gelar Kuliah Umum dengan tema “Pembinaan Mutu Akademik” bersama Dr. Drs. Tgk. H. Gunawan Adnan, M.A., Ph.D (Warek I UIN Ar-Raniry Banda Aceh dan Asesor BAN-PT Nasional dan Dr. Musriaparto, M.M (Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Hamzah Fansuri, Subulussalam Aceh.

Kuliah umum ini dipandu oleh Moderator Rahyu Vini Busri, S.Pd., M.Pd (Ketua Program Studi Manajemen Pendidikan Islam STIT-HAFAS).

Selain Mahasiswa, kuliah umum ini juga dihadiri oleh Pejabat Struktural, Dosen dan tenaga Kependidkan STIT HAFAS Subulussalam Aceh.

Ketua STIT-HAFAS Subulussalam Aceh Dr. Musriaparto, M.M mengatakan bahwa “Kegiatan Kuliah Umum ini sudah direncanakan dari jauh hari, untuk pembinaan mutu akademik kampus STIT-HAFAS ini. “Saya menyambut gembira atas kesediaan bapak Dr. Drs. Tgk. H. Gunawan Adnan, M.A., Ph.D. Semoga ilmu yg beliau bawa kesini dapat bermanfaat dan menginspirasi bagi seluruh civitas akademika STIT Hamzah Fansuri,” Dr. Musriaparto menyampaikan harapannya.

Warek I UIN Ar Raniry yang menguasai 7 bahasa Asing ini mengawali materi dengan tem “The Concepts Of Quality.” Beliau mengatakan bahwa Mutu itu suatu keharusan bukan sebuah pilihan. Meskipun kita berada di daerah 3T (terdepan, terpencil dan tertinggal) sekalipun, jika memiliki mutu yang baik maka kita punya kesempatan untuk menjadi besar.

Lebih lanjut, pemateri yang memiliki dua gelar doktor ini juga menyampaikan tentang tantangan global, yakni kualitas untuk bersaing secara internasional itu benar-benar harus disiapkan jika tak ingin menjadi terbawa arus dan menjadi budak perubahan.