Anggota DPR RI Nazarudin Dek Gam Sambangi Kampus STIT HAFAS Subulussalam

Kabar Hafas | Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) H. Nazarudin alias Dek Gam lakukan kunjangan ke Kampus Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Hamzah Fansuri Subulussalam Aceh, Selasa 7 Maret 2023

Haji Nazarudin datang turut didampingi Wakil Ketua DPRK Subulussalam, Dewita Karya, Bahagia Maha l, Ketua LPPM Baginda Nasution dan Ketua Perwakilan Yara Kota Subulussalam, Edi Syahputra

Kunjungan yang dilakukan Anggota Parlemen Dapil 1 Aceh tersebut untuk memastikan kondisi fasilitas pembelajaran dan gedung perkuliahan yang ada dikampus milik bumi Sada Kata tersebut

Sesampainya dikampus, H. Nazarudin langsung disambut oleh Ketua STIT HAFAS Subulussalam Aceh, Syafnial, SE, MM, jajaran struktural kampus serta para dosen disana

Dek Gam pun langsung melihat perkantoran dan memasuki satu persatu tempat ruangan belajar para mahasiswa

Usai memasuki dan melihat secara langsung dilokasi kampus, Dek Gam langsung mengatakan turut prihatin terhadap perkantoran dan ruang belajar yang terdapat dikampus Hamzah fansuri tersebut

“Saya sangat prihatin atas gedung dan fasilitas dikampus ini, kalau kondisinya begini, saya lihat kurang layak ini” kata Dek Gam yang merupakan Wakil Ketua Kehormatan DPR RI ini

Dek Gam pun langsung meminta proposal pengajuan pembangunan gedung kampus tersebut untuk dikomunikasikannya secara langsung kekementerian terkait di Jakarata

Selain masalah gedung pembelajaran, Dek Gam juga katanya akan turut serta dalam memuluskan pengusulan penambahan jurusan dikampus tarbiyah tersebut sehingga katanya, STIT HAFAS Subulussalam Aceh memiliki berbagai macam jurusan perkuliahan

“Kita akan perjuangkan ini ya, agar kampus kita ini bisa mempunyai jurusan yang banyak, gedung yang layak pakai dan dokumen -dokumen pendukungnya akan saya bawa ke Jakarata” Kata Dek Gam Pemilik Club Persiraja Aceh ini

Ketua STIT HAFAS Subulussalam Aceh berharap kunjungan Anggota DPR RI Dapil Aceh I ini bisa membawa berkah dan manfaat bagi kelanjutan perguruan tinggi yang dipimpinnya ini

Selain itu, Syafnial juga menyampaikan kepada Anggota Komisi III DPR RI tersebut agar bersedia memfasilitasi dengan kementerian PUPR dan Kementerian Agama terkait masalah gedung dan penambahan jurusan

“Harapan kita, melalui Anggota DPR RI ini, kampus kita ini bisa tambah maju dan berkembang, layaknya seperti kampus-kampus lainnya” Terang Syafnial

Kedatangan Anggota Komisi III DPR RI tersebut berawal ketika ada kegiatan Sosialisasi Empat Pilar Bangsa yang digelar Dek Gam di salah satu hotel berbintang di Subulussalam, di pertemuan tersebutlah, Wakil Ketua III STIT HAFAS Subulussalam Aceh, Andong Maha, M.AP meminta agar anggota dewan tersebut berkenan datang ke kampus

Akhirnya, Dek Gam pun menepati janjinya untuk datang ke kampus bumi sada kata tersebut (am)

TUJUH CERITA MENAKJUBKAN DIMAKAM SYEKH HAMZAH FANSURI OBOH

TUJUH CERITA MENAKJUBKAN DIMAKAM SYEKH HAMZAH FANSURI OBOH

Hari ini Kamis, 2 Maret 2023 cuaca sangat cerah, kaum pelajar berbondong-bondong berangkat kesekolah, para petani juga pergi kelahannya, para pedagang membuka barang dagangannya, begitu juga para pekerja pencari rejeki lainnya juga sibuk dengan aktivitasnya.

Saya juga demikian, harus ikut bersama rombongan keluarga untuk berziarah ke Makam Sang Sufi Syekh Hamzah Fansuri Ass- Singkili yang terletak di Kampong Oboh Kecamatan Runding Kota Subulussalam Provinsi Aceh

Sesampainya dilokasi, puluhan masyarakat terlihat berdatangan ke lokasi makam sang Sufi tersebut, mereka berdatangan dari daerah yang berbeda-beda, ada yang masih dari dalam kota, ada juga yang datang dari luar kota

Para penziarah berdatangan ada yang sekedar membacakan surah Yasin sambil membawa makanan dari luar, ada juga para penziarah hanya sekadar membacakan surah Yasin dan habis itu pulang, disesuaikanlah dengan nazar masing-masing penziarah

Selain itu, ada juga rombongan penziarah yang sengaja membawa kambing dari luar untuk dimasak dan dimakan secara bersama-sama dengan masyarakat setempat

Pada umumnya, orang yang melakukan ziarah ke makam Syekh Hamzah Fansuri diawali karena adanya niat atau Nazar yang diutarakan sebelumnya, misalnya, ada seseorang yang mengalami sakit, kemudian keluarga yang sakit itu ataupun langsung yang sakit itu membuat Nazar atau berniat ” jika nanti dia disembuhkan, dengan izin Allah, maka dia akan datang ke Makam Syekh Hamzah Fansuri di Oboh”

Ketika dia sudah sehat, yang bersangkutan akan datang berziarah sesuai dengan yang dinazarkan

Masyarakat menganggap bahwa Makam Syekh Hamzah Fansuri di Oboh mempunyai kelebihan tersendiri dan dianggap sangat keramat karena berbagai peristiwa diluar logika manusia sering terjadi, sangking keramatnya makam tersebut setiap orang yang melintas dari jalur air, maka mereka akan mengambil air dan mengusapkan kemukanya sebagai bentuk penghormatan

Masyarkat setempat atau masyatakat Kota Subulussalam biasa menyebut makam Syekh Hamzah Fansuri dengan sebutan Jekhat Oboh, sebutan itu sudah turun temurun dituturkan oleh warga, ada juga orang menyebutnya dengan Datok Oboh

Ketika kita berada di komplek pemakaman, kita akan melihat sebuah gedung atau bangunan berukuran 10×20 dengan bentuk kubus segi empat, bangunan itu tertata rapi dan berlantaikan keramik

Masyarakat menganggap bahwa didalam bangunan tersebutlah Jasad Syekh Hamzah Fansuri di Makamkan bersama istri, anak dan kedua mertuanya.

Khusus Makam Syekh Hamzah Fansuri dengan istrinya, yang terdapat dalam bangunan itu dibuat dinding pembatas seperti kamar, dan didalamnya dipagari lagi dengan kain berwarna hijau tua

Diatas makamnya terlihat batu putih tersusun rapi dan dekat batu nisannya terdapat cangkang sebagai wadah air tawar, orang-orang yang berziarah akan mengambil air tersebut dijadikan sebagai obat

Dengan penuh rasa penasaran, sayapun langsung melakukan penghitungan jumlah makam yang ada didalam dan luar bangunan

Secara kesulurusahan baik didalam maupun diluar gedung, total makam yang bisa saya hitung berjumlah 108 makam, dengan rincian didalam gedung terdapat 9 makam yakni, makam Syekh Hamzah Fansuri, Makam Istrinya, Makam Anaknya, Makam Kedua Mertuanya dan Makam Sahabat dekatnya

Sedangkan diluar gedung terdapat 99 makam yang berada disebelah kanan, kiri dan depan bangunan serta termasuk makam sang pengawal Syekh Hamzah Fansuri yang makamnya juga dibuat dalam bangunan sederhana berukuran sekitar 2×3 M

Ketika saya tanya Sang Juru Kunci Makam Syekh Hamzah Fansuri, Abdullah, dia mengatakan makam yang terdapat diluar bangunan merupakan makam dari masyarakat umum, saya pun saat itu langsung meminta izin untuk menghitung jumlah makam tersebut, kemungkinan besar jumlah yang saya hitung tersebut tidaklah tepat ataupun salah dikarenakan pemakaman tersebut sudah lama dan saya hanya menghitungnya berdasarkan batu nisan yang terlihat saja, bisa saja jumlahnya diatas 108 atau dibawah dari jumlah itu.

Dilokasi komplek pemakaman, terlihat sebuah bangunan berdiri megah dengan ukuran sekitar 10 X 20 Meter, gedung tersebut langsung berhadapan dengan bangunan Syekh Hamzah Fansuri, bangunan ini ternyata dijadikan sebagai aula atau tempat makan bagi masyarakat yang menunaikan nazarnya menyembelih kambing atau sejenisnya

Kemudian, disamping bangunan ini ada juga dibangunan fasilitas kamar mandi (toilet)dan tempat berwuduk atau sekadar mencuci tangan dan muka

Didekat kamar mandi ini juga ada bangunan berukuran sekitar 3×3 M yang biasa dibuat tempat ibuk-ibuk menyusukan bayinya atau mengayunkan anak.

Kemudian, didepan bangunan pondok, terdapat juga sebuah pohon yang dibawahnya dibangun kursi tempat duduk bagi masyarakat yang berziarah dan disamping sebelah kiri bangunan Makam Syekh Hamzah Fansuri, terlihat sebuah bangunan Mushalla tempat masyarakat yang mau melaksanakan ibadah shalat dan didekat mushalla ini terdapat sebuah pohon yang dibawahnya ada dibuat kursi

Selanjutnya, didekat pintu bangunan Makam Syekh Hamzah Fansuri, juga dibangunan fasilitas tempat duduk serta ada juga dibangunan seperti prasasti yang berisi beberapa kutipan dari Syair Perahu yang diciftakan sendiri oleh Syekh Hamzah Fansuri

Diluar pagar tepatnya kearah bibir pantai sungai soraya, dibangun juga tempat masak memasak ataupun dapur umum serta dibangun sebuah bangunan yang mencolok kedasar sungai, tempat tersebut sangat indah, orang-orang yang duduk disana pasti menikmati pemandangan indahnya Lae Soraya

Selain itu, Pemerintah juga sudah membangunan fasilitas tempat parkir kendaraan baik roda dua maupun roda empat

CERITA DAN PERISTIWA SEKITAR MAKAM

Saya tidak membiarkan pertemuan saya dengan Sang Juru Kunci Makam berlalu begitu saja, sayapun menyempatkan bertanya tentang berbagai kisah dan peristiwa yang pernah terjadi disekitar komplek pemakaman, sekali- kali Tua Abdullah mengatakan, kalau ceritanya itu ada sebagian ikut disaksikannya sendiri ataupun cerita yang sudah melegenda dari dahulunya

1. Kayu Beloboh
Asal mula asal nama Kampong Oboh dimulai dari adanya nama sebuah pohon Beleboh. Kata Abdullah, Pohon Beleboh tersebut dibawa oleh Syekh Hamzah Fansuri dari Fansur atau tempat dimana dia dilahirkan, Pohon Beleboh tersebut ditanam oleh Syekh Hamzah Fansuri dibagian hulu dan hilir kampong Oboh

Karena kebiasaan masyarakat Okhang Singkel yang suka mempersingkat kata, maka kalimat Beloboh tadi berubah menjadi Oboh

Abdullah pun, tidak bisa memastikan jenis dan bentuk kayu Beloboh itu sendiri, diapun katanya mengetahui cerita tersebut dari orang tuanya

2. Danau Pindah
Masih menurut cerita Abdullah, sebelum Syekh Hamzah Fansuri datang kekampong Oboh tersebut, ternyata dikampong Oboh tersebut ada sebuah danau yang cukup luas, namun karena Syekh Hamzah Fansuri ingin menetap diKampong Oboh tersebut, Diapun berdoa kepada Allah agar danau tersebut dipindahkan keseberang sungai

Alhasil, berkat kemuliaanya dan atas izin Allah, danau tersebutpun langsung pindah keseberang Sungai Soraya. Sekitar 30 tahun yang lalu kata Abdullah, danau tersebut masih ada diseberang, namun karena adanya perluasan perkebunan sawit, danau itupun sekarang sudah tidak ada lagi karena sudah mengering dan menjadi daratan

3. Rusa Tidak Bisa Bergerak
Dahulu kala kata Abdullah, di sekitar makam Syekh Hamzah Fansuri, tepatnya didekat makam Sang Pengawalnya, ada seekor rusa tidak bisa bergerak diatas makam, saat itu kata Abdullah, makam sang Pengawal belum dipagari dengan kayu, ketika Rusa berjalan diatas makam, rusa itupun langsung lengket alias tidak bisa bergerak.

Melihat ada rusa yang lengket, masyarakatpun kata Abdullah langsung mendatanginya sambil membacakan Shalawat dan surah-surah Al-Quran sehingga rusa tersebut bisa lepas dan langsung disembelih dan dilakukan makan dan doa bersama disana

4. Manusia Lengket
Masih dikisahkan oleh Abdullah Sang Juru Kunci Makam Syekh Hamzah Fansuri, pernah katanya ada seseorang yang singgah dari perahu di tepi Komplek Pemakaman, orang yang singgah tersebut melihat pohon pinang yang buahnya sangat merah dan masak, tanpa berpikir panjang, orang tersebut langsung memanjat pohon pinang tersebut.

Ketika separuh pohon pinang dipanjat, orang tersebutpun tidak bisa bergerak, naik keatas tidak bisa dan begitu juga sebaliknya turun kebawah juga tidak bisa

Peristiwa ajaib tersebutpun dilihat masyarakat setempat dan langsung mendatangi kelokasi tersebut

Masyarakat yang disanapun meminta kepada lelaki yang lengket dipohon pinang tersebut untuk menuturkan kata -kata permisi karena berniat mengambil buah pinang, karena dibawah pohon pinang tersebut terdapat makam Sang Pengawal Syekh Hamzah Fansuri

Setelah meminta permisi dan memohon maaf serta membaca Shalawat dan ayat-ayat Al-Quran yang dituntun warga, akhirnya Lelaki tersebut bisa turun kebawah

5. Batu Nisan Segi Tiga
Terlihat secara kasat mata, batu nisan Sang Pengawal Syekh Hamzah Fansuri berbentuk segi tiga,
Masyarakat sekitar menganggap bahwa bentuk batu nisan segitiga tersebut terbentuk karena pecah atau kena gesekan sesuatu, maka masyarakatpun berencana menukar batu nisan tersebut dengan batu yang baru

Namun ajaibnya, kata Abdullah, Batu nisan yang baru itu, ketika ditancapkan diatas makam, batu nisan itu langsung pecah dengan sendirinya mengikuti bentuk awalnya segitiga, karena masyarakat merasa ada sesuatu yang terjadi diluar akal mereka, akhirnya, masyarakat itupun kembali menancapkan atau memasang batu nisan yang lama

6. Kambing Hilang
Saat itu, Kata Abdullah, ada masyarakat dari Kampong Lentong mau menunaikan nazarnya ke Oboh ( ke Makam Syekh Hamzah Fansuri) , namun sang punya hajat tidak mendapatkan kambing untuk disembelih di Oboh, namun karena sudah menjadi nazar, dia pun melanjutkan perjalanannya dengan harapan bahwa nanti Kambing akan dibelinya di Kampong Longkib

Sampailah dilongkib, orang itupun mendatangi masyarakat yang punya kambing, namun kambing tersebut tidak bisa dijualkan kepada orang Lentong itu, karena KAMBING YANG MAU DIBELI ITU, sudah dinazarkan untuk disembelih juga di Oboh, orang Lentong itu pun terus memaksa agar kambing tersebut bisa dibelinya dan besoknya akan digantinya lagi dengan kambing yang lain

Akhirnya, orang Longkib itupun memberikan kambing tersebut kepada mereka, sehingga merekapun melanjutkan peejalanannya naik bod sampai ke Kampong Oboh.

Sesampainya di Oboh, seperti biasanya , masyarakat yang berziarah akan mengikatkan Kambingnya disebuah pohon sambil menunggu imam datang untuk menyembelihnya

Ketika Imam datang mau menyembelih kambing tersebut, Keajaiban langsung terjadi, kambing yang terikat dengan bagus tadi sudah menghilang tanpa ada yang melihatnya, sehingga orang Lentong tersebut terpaksa membeli Kambing yang lain di Oboh

Ketika kambing yang baru sudah disembelih, secara tiba-tiba Kambing yang hilang tadi terlihat berjalan didekat mereka dan merekapun menangkapnya lagi

Sang Imam pun bertanya kepada mereka tentang asal usul kambing tersebut, akhirnya orang Lentong tadipun menceritakannya kepasa Imam itu

Imam itu pun menyarankan agar kambing tersebut dibawa kembali dan diserahkan kepada pemiliknya di Longkib karena sang pemiliknya sudah menazarkannya terlebih dahulu, maka kambing ini tadi menghilang karena tidak mau disembelih kepada orang lain selain yang sudah menazarkannya

7. Banjir 2000
Pada tahun 2000 terjadi bencana banjir yang begitu besar kata Abdullah, termasuk kampung halamannya Oboh terkena imbasnya.

orang-orang sudah pada mengungsi kelokasi yang lebih tinggi, diapun bersama masyarakat lainnya merasa khawatir terjadi sesuatua di makam, diapun langsung datang ke komplek pemakaman Syekh Hamzah Fansuri

Dia pun melihat dan menyaksikan bahwa air sudah menggenangi disekitar makam, diapun memberesken barang -barang agar jangan hanyut terbawa air

Sekilas kata Abdullah, perkiraanya air juga sudah merendam Makam Syekh Hamzah Fansuri, namun dia tidak membuka pintu Makam tersebut karena didalam makam tidak ada barang-barang yang perlu dipindahkan dan akhirnya diapun pulang

Besoknya kata Abdullah, airpun sudah surut, dia yang sudah secara turun temurun mengurusi Makam Syekh hamzah Fansuri tersebut langsung mendatangi makam tersebut dengan maksud ingin membersihkan makam dari lumpur dan genangan air yang sudah surut

Namun, kata Abdullah, Maha Kuasa Allah, sesuatu diluar akalnya pun terjadi, awalnya dia ingin membersihkan dalam makam dari tanah dan lumpur, ketika pintu makam dibuka, terlihat lantai dan makam tersebut sangat bersih seolah-olah air tidak masuk menggenangi Makam Syekh Hamzah Fansuri…

Suatu keajaiban diperlihatkan oleh Allah kepada hambanya, sangat mudah bagi Allah untuk memuliakan dan menghinakan seseorang, Allah maha kaya dan maha sampurna, cukup dengan ucapan Kun Fayakun, Maka Jadi, Jadilah…..

Sebenarnya masih banyak kisah-kisah atau cerita disana, ini hanya sebagian kecil saja, atau banyak keajaiban yang dirasakan masyarakat penziarah ke Makam Syekh Hamzah Fansuri di Oboh

Dapat Anugrah dari Presiden SBY

Kebesaran dan keagungan Syekh Hamzah Fansuri tidak diragukan lagi, apalagi dibidang Syair dan Tasawuf, sehingga Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudoyono secara langsung pada Tanggal 13 Agustus 2013 memberikan Anugrah Bintang Budaya Parama Dharma kepada Syekh Hamzah Fansuri yang diterima oleh Walikota Subulussalam bersama Sang Juru Kunci Makam Syekh Hamzah Fansuri

Penganugrahan tersebut berlangsung di Istana Negara dalam acara Penganugrahan Bintang Maha Putra dan Tanda Jasa

Syair -syair Hamzah Fansuri sangatlah terkenal bahkan beliau dinobatkan sebagai sastarawan bahasa melayu, sumbangan pemikiran dan tulisa-tulisannya menjadi bahan kajian diberbagai perguruan tinggi

Wisata Religi yang terdapat di Kampong Oboh Kecamatan Rundeng Kota Subulussalam ini sepertinya membutuhkan sentuhan lembut dari pemerintah, para petugas dan penjaga makam disana perlu diperhatikan kesejahteraannya, apalagi dengan padatnya masyarakat yang berziarah kesana membuat sang juru kunci tidak bisa lagi beraktivitas diluar untuk mencari nafkah

Selain itu, akses transportasi perlu dilakukan perbaikan, kalau seandainya memungkinkan, buat dua sarana transpoortasi dari jalur air dan darat hal ini mempermudah masyarakat untuk memilih jalur transportasi

Disamping itu, diperlukan pelatihan kepada pengurus Makam Syekh Hamzah Fansuri agar bisa lebih menguasai silsilah dan sejarah makam tersebut agar ketika ada penziarah dari dalam dan luar kota bertanya, mereka mampu menjelaskan dengan baik sekaligus memberikan tulisan-tulisan tentang Syekh Hamzah Fansuri

Selain itu, masyarakat setempat khususnya masyarakat Oboh harus mendapat nilai ekonomi secara langsung, padahal banyak potensi ekonomi yang bisa dikembangkan disana, contoh kecil saja, didekat Konplek Pemakaman, berpeluang besar dibuka Pasar ternak Kambing, hal ini mempermudah para penziarah agar merela tidak perlu membawa kambing dari luar dan sudah tersedia disana dengan harga mengikuti pasaran

Kemudian usaha menjual pernak pernik bagi pengunjung, kantin makanan, gantungan kunci, stiker untuk kendaraan, baju kaos bertuliskan Syair Hamzah Fansuri, poto makam dan lain-lainnya

Semua itu mempunyai nilai ekonomi yang sangat tinggi…

Semoga tulisan ini memberikan manfaat yang baik kepada penulis dan kepada para pembaca ….

02 Pebruari 2023
Penulis adalah Dosen STIT Hamzah Fansuri Subulussalam Aceh

Andong Maha,SP, M.AP

Lakukan Penyegaran Struktur Stit Hafas Subulussalam, Safnial Ingin Kampus Berjalan Lebih Maju

Kabar Hafas – Subulussalam | Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Hamzah Fansuri (Stit Hafas) Kota Subulussalam, Safnial, SE, MM lakukan penyegaran struktur dilingkungan Kampus yang dipimpinnya, di ruang rapat kampus setempat, Selasa, 1 Pebruari 2023

Dalam acara tersebut, Ketua Stit Hafas Subulussalam, Safnial langsung menyerahkan SK pengangkatan bagi struktur yang dipercayanya

Dalam arahannya, Ketua Stit Hafas Subulussalam menyanpaikan, keputusan yang diambilnya merupakan hal yang biasa didalam sebuah organisasi atau lembaga, sehingga tidak ada maksud dan tujuan yang bersipat negatif

” Penyegaran Struktur ini, hal yang biasa dilakukan disebuah institusi atau organisasi, jadi mari tetap kita bekerja dengan baik” Kata Safnial

Selain itu, Safnial juga memberikan apresiasi dan terima kasih kepada pejabat lama yang sudah berjasa dalam perjalanan kampus Stit Hafas Kota Subulussalam

“Saya ucapkan terima kasih dan mengapresiasi atas kinerja dan pengabdian bapak dan ibu yang selama ini sudah bekerja”

Diapun berharap agar semua komponen dan sumber daya manusia yang terdapat dilingkungannya agar tetap menjalankan aktivitas akademik sebagai mana biasanya

Sehingga kesolitan semua dosen dan struktur akademik bisa tambah kokoh dan kuat dalam memajukan serta menjalankan tri darma perguruan tinggi

Adapun penyegaran struktur yang dilakukan itu yakni, Wakil Ketua dua yang sebelumnya dijabat Safnial, diisi oleh Achmad Agung Sahputra sedangkan Wakil Ketua tiga yang sebelumnya dijabat oleh Ismail Angkat di isi oleh Andong Maha

Sementara jabatan Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam di isi oleh Khairisa Pohan, digantikan oleh Eka Saflina

Untuk posisi jabatan lainnya tetap diisi oleh pejabat yang lama

MoU STIT-HAFAS dan Pascasarjana UINSU: Kemajuan Tridharma Perguruan Tinggi dan Persaudaraan

Pada Rabu/11/2022, Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Hamzah Fansuri (STIT Hafas) melakukan perjanjian kerjasama (MoU) dengan Universitas Islam Negeri Sumatra Utara (UINSU) dalam rangka kerjasama akademik membangun Sumber Daya Manusia yang kompeten. Upaya kerjasama tersebut disinyalir kuat pada terwujudnya prospek Tridharma Perguruan Tinggi dalam meningkatkan kualitas pendidikan dari kedua belah pihak.

Kerjasama yang dibangun memberikan fokus kepada kemampuan tambahan untuk mahasiswa/i sebagai bekal ketika bergelut dalam dunia kerja dan semakin peka pada perubahan jaman. Dr Musriaparto MM sendiri selaku Ketua STIT-Hafas mengakui perlunya kerjasama ini dibangun untuk meningkatkan daya tawar pada Perguruan Tinggi yang ada di daerah perbatasan Provinsi Aceh dan Sumatra Utara. Hal tersebut diamini oleh para civitas akademik STIT-Hafas yang turut berhadir yaitu Syafnial Nasution, MM dan Ismail Angkat M.IP.

Di sisi lain, kerjasama Tridharma perguruan tinggi tersebut juga didukung oleh Prof Dr Hasan Bakti Nasution, MA selaku Direktur Pascasarjana UINSU dan segenap civitas akademik yang terdiri dari Wakil Direktur, Kaprodi HUKI (Hukum Islam) S2 dan S3, Sekprodi
Kaprodi PEDI (Pendidikan Islam) S2 dan S3 Sekprodi Kasubbag TU Pascasarjana. Bahkan, kerjasama ini menurut kedua belah pihak perlu dilakukan secara simultan.

Perjanjian tersebut dilaksanakan bukan hanya berdasarkan pada kebutuhan pragmatis, namun juga merupakan silaturahmi yang terjalin antar Perguruan Tinggi dan persaudaraan. Menanggapi hal ini, Dr Musriaparto MM mengakui “tidaklah mungkin suatu pohon tinggi menjulang tanpa memiliki akar yang kuat dan terus merambat. Untuk hal ini, akar setiap Perguruan Tinggi adalah kerjasama dan persaudaraan yang harus kita rawat bersama” tutup Ketua STIT-Hafas itu.

Sukses Laksanakan Israk Mikraj, Ketua Stit Hafas Subulussalam : Terima Kasih BEM

KABAR HAFAS, Subulussalam | Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Hamzah Fansuri (Stit Hafas) Kota Subulussalam sukses laksanakan Acara Israk Mikraj Nabi Muhammad Saw di Aula kampus setempat, Rabu (9/3/2022)

Ketua panitia acara, Laili Berutu dalam laporannya menyampaikan, kegiatan Israk Mikraj yang digelar pihaknya masih jauh dari kesampurnaan, sehingga dia meminta kepada para dosen dan mahasiswa untuk bisa memakluminya

“Acara ini banyak sekali kekurangannya, saya mohon untuk dimaklumi, apalagi acaranya tergolong mendadak” kata Laili Mahasiswa jurusan Pendidikan Agama Islam ini

Sementara itu, ketua BEM Stit Hafas Subulussalam, Masjar Koni Bancin, menyampaikan apresiasi kepada mahasiswa, panitia dan dosen karena sudah bekerja dengan semangat

Diapun berjanji kedepannya, pihaknya akan menggelar acara yang direncanakan secara matang sehingga dekat dengan kesampurnaan

Sementara itu, Ketua Stit Hafas Subulussalam, Dr Musriaparto, MM memberikan apresiasi yang tinggi kepada panitia dan Badan Eksekutif Mahasiswa karena bisa laksanakan kegiatan secara sukses

“Luar biasa kegiatan ini, saya apresiasi panitia dan Bem serta semua unsur yang terlibat didalamnya” kata Musriaparto

Seperti diberitakan sebelumnya, Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Hamzah Fansuri (Stit Hafas) Kota Subulussalam menggelar acara peringatan Israk Mikraj Nabi Muhammad Saw, di Aula Kampus setempat

Peringatan Israk Mikraz yang bertema tentang Mengembangkan Keilmuan dan Kesalehan Sosial tersebut, pihak kampus mendatangkan penceramah dari Kota Banda Aceh yakni Prof. Dr. H. Gunawan Adnan,MA. Ph.D

Dalam tausiyahnya, Prof Gunawan menyampaikan tentang ketauladanan yang dimiliki nabi Muhammad Saw, berbagai penelitian telah dilakukan oleh para ahli, bahkan ada yang berasal dari non muslim, hasil penelitian mereka menunjukan tentang kehebatan dan ketauladanan Nabi Muhammad Saw dan mendapat prediket nomor satu

“Untuk kita ketahui bahwa, Seorang peneliti berlatar belakang non muslim, bernama Michael H.Hart, menempatkan Nabi Muhammad sebagai orang yang paling berpengaruh sepanjang masa didunia” Kata Prof Gunawan yang merupakan Wakil Rektor UIN  Ar-Raniry Banda Aceh ini (am)

Gelar Acara Isra’ Mi’raj di Stit Hafas, Prof Gunawan Sampaikan Tentang Keilmuan dan Kesalehan Sosial

KABAR HAFAS, Subulussalam | Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Hamzah Fansuri (Stit Hafas) Kota Subulussalam menggelar acara peringatan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad Saw, di Aula Kampus setempat, Rabu (9/3/2022)

Peringatan Israk Mikraz yang bertema tentang Mengembangkan Keilmuan dan Kesalehan Sosial tersebut, pihak kampus mendatangkan penceramah dari Kota Banda Aceh yakni Prof. Dr. H. Gunawan Adnan,MA. Ph.D

Dalam tausiyahnya, Prof Gunawan menyampaikan tentang ketauladanan yang dimiliki nabi Muhammad Saw, berbagai penelitian telah dilakukan oleh para ahli, bahkan ada yang berasal dari non muslim, hasil penelitian mereka menunjukan tentang kehebatan dan ketauladanan Nabi Muhammad Saw dan mendapat prediket nomor satu

“Untuk kita ketahui bahwa, Seorang peneliti berlatar belakang non muslim, bernama Michael H.Hart, menempatkan Nabi Muhammad sebagai orang yang paling berpengaruh sepanjang masa didunia” Kata Prof Gunawan yang merupakan Wakil Rektor UIN  Ar-Raniry Banda Aceh ini

Diceritakan Prof Gunawan, Ketika Nabi Muhammad menyampaikan  peristiwa Israk dan Mikraj yang dialaminya, banyak orang yang mencemoohkannya bahkan ada yang  menyampaikan Muhammad sebagai pembohong karena menyampaikan sesuatu diluar logika manusia

Namun, karena keimanan yang dimiliki para pengikutnya, banyak juga kalangan yang percaya tentang peristiwa itu

Prof Gunawan melanjutkan , saat ini banyak diantara manusia mengalami sesuatu yang diluar logika, seperti penggunaan teknologi dan informasi, seseorang bisa berbicara secara langsung padahal jarak mereka lebih dari 1000 mil

“Lihatlah saat ini, seseorang bisa berkomunikasi dengan baik, Video Call, bisa saling bertatap muka dan berbicara padahal jarak mereka sangat berjauhan, mungkin orang orang dulu tidak percaya ini, namun inilah yang terjadi saat ini” kata Prof Gunawan dalam Tausiyahnya

 

Selain mengisahkan tentang peristiwa Israk dan Mikraj Nabi Muhammad, Prof Gunawan juga menyampaikan tentang keilmuan dan kesalehan sosial

Dikatakanya, keilmuan yang dimiliki oleh manusia bisa mengantarkan seseorang dalam pekerjaan yang mulia, apalagi keilmuan yang dimiliki tersebut dibarengi dengan kesalehan

Prof Gunawanpun memberikan contoh paling sederhana, tentang banyaknya putra-putri Kota Subulussalam yang saat ini sedang mengemban jabatan strategis dijajaran Pemerintah Kota Subulussalam

“Karena Ilmu seseorang bisa bekerja dengan mulia, contohnya, lihat saja banyak alumni dari perguruan tinggi Banda Aceh, orang-orang Subulussalam sendiri, bisa menduduki jabatan starategis dipemerintahan, hanya karena keilmuan yang dimilikinya” terang Prof Gunawan yang merupakan Alumni dari Perguruan Tinggi di Jerman ini

 

Sebelumnya, Ketua Stit Hafas Subulussalam, Dr. Musriaparto,MM menyampaikan dalam sambutannya, kegiatan israk dan Mikraj yang digelar kampus merupakab salah satu kegiatan rutinitas kampus yang dilaksanakan oleh lembaga Badan Eksektif Mahasiswa

Selain itu, Dia juga menyampaikan tentang perjalanan kampus Stit Hafas yang dipimpinannya serta berharap kepada Prof Gunawan untuk memberikan  masukan demi kemajuan kampus

Dikatakanya, Dia tidak henti hentinya mendorong semua pihak untuk bisa mewujudkan perguruan tinggi yang dipimpinnya menjadi universitas

” Hari ini kita masih Stit Hafas, saya yakin kedepannya Kampus kita ini pasti akan berubah menjadi Universitas Hamzah Fansuri Aceh Kota Subulussalam” kata Dr Musriaparto

 

Acara Israk tersebut turut dihadiri oleh Para Wakil Ketua Kampus, Ketua LPM Candra Sihotang, Ketua LIPP, Andong Maha, Para dosen dan stap serta semua mahasiswa

Acara yang digelar tersebut tetap mengedepankan dan menerapkan protokol kesehatan (am).

Wisuda Kedua, STIT Hamzah Fansuri Kembali Mencetak Sarjana Unggul

Untuk kedua kalinya, pada Sabtu (15/1/2022) STIT Hamzah Fansuri resmi mengangkat 44 mahasiswa/i sebagai sarjana yang akan melanjutkan karier sebagai pelaksana pendidikan. Para sarjana yang diwisuda berasal dari dua Program Studi, Pendidikan Agama Islam (20 orang sarjana) dan Manajemen Pendidikan Islam (24 orang sarjana).

 

Tak pelak, acara wisuda tersebut didukung oleh banyak pihak seperti jajaran Kopertais dari UIN ar-Raniry Banda Aceh, Pemerintahan Kota Subulussalam, Instansi Swasta dan Negeri, serta berbagai tokoh masyarakat pada berbagai kalangan yang telah berhadir dalam acara. Dukungan tersebut bersumber pada sikap optimis semua pihak terkait kemajuan Sekolah Tinggi yang ada di daerah Barat-Selatan Aceh, khususnya Kota Subulussalam. Terlebih lagi, posisi Kota Subulussalam yang berada di pinggir Provinsi Aceh sempat lama tertidur. Oleh karenanya, acara wisuda yang kedua kali ini membangkitkan kembali citra Kota Subulussalam yang pernah berjaya dengan tradisi keislaman yang dibawa oleh Syekh Hamzah Fansuri dan ulama besar lainnya.

 

STIT Hamzah Fansuri juga menunjukan berbagai prestasi-prestasi akademik di bidang pendidikan dan keislaman. Sesuai laporan Ketua Panitia, Rahmawati ST, MM melaporkan beberapa mahasiswa lulus dengan predikat cumlaude dengan Indeks Prestasi (IP) 3.92 dan 3.86, rata-rata mendapatkan IP yang sangat memuaskan. Berbagai penghargaan juga diberikan kepada mahasiswa-mahasiswa yang berprestasi di kancah Nasional dengan membawa nama STIT Hamzah Fansuri. Selain itu, adapula inisiatif kampus STIT Hamzah Fansuri untuk menelaah Tokoh Pendidikan yang dirasa memiliki kiprah dalam bidang Pendidikan yang tak main-main, penghargaan tersebut dianugrahkan kepada H. Rusdi Hasan, S.Ip, dan H. Ismail K. S, Pd., MM sebagai Tokoh Pendidikan Kota Subulussalam tahun 2022 melalui lembaga survei pendidikan yang bernama Hamzah Fansuri Educational Award.

 

STIT Hamzah Fansuri mengalami peningkatan yang pesat dalam jumlah mahasiswa/i pada setiap tahun ajaran baru. Namun demikian, Ketua STIT Hamzah Fansuri, Dr. Musriaparto, MM mengakui dalam pidatonya bahwa misi memajukan pendidikan tidak boleh terhenti pada  kuantitas, tapi juga harus didukung oleh kualitas pendidikan dan dukungan seluruh masyarakat. Pernyataan tersebut didukung oleh Prof, Dr. H Warul Walidin AK, M.A selaku Rektor UIN Ar-Raniry dan Walikota Subulussalam H Affan Alfian yang akan turut mendukung peningkatan kualitas sarana dan prasarana STIT Hamzah Fansuri.

 

Tak lupa, Syafnial, MM yang membawakan Orasi Ilmiah berpesan kepada para wisudawan bahwa ilmu adalah cahaya dan para sarjana harus turut serta melakukan ibadah sosial, memajukan pendidikan sebagai cahaya perdaban dan terus menuntut ilmu sebab wisuda bukanlah akhir dari perjalanan intelektual.

Raih Juara, STIT Hamzah Fansuri Mulai Unjuk Taring di Tingkat Nasional

 

Ajang Nasional OASE (Olimpiade Agama, Sains dan Riset) tahun 2021 yang diadakan oleh Kementrian Agama yang berakhir pada 28 November menyisakan sejarah bagi STIT Hamzah Fansuri. Pasalnya, kampus kenamaan di Kota Subulussalam tersebut berhasil menyabet Juara Harapan 1 pada perlombaan Qiraatul Kutub Putra atas nama Abidin.

Kendati demikian, yang membuat ajang tersebut menyumbangkan sejarah bagi STIT Hamzah Fansuri bukanlah perihal juara atau tidaknya. Dr Musriaparto, MM selaku Ketua STIT Hamzah Fansuri mengakui ajang tersebut untuk membuktikan bahwa kampus yang selama ini dipandang sebelah mata jika dibandingkan dengan PTN/PTAIN kenamaan juga mempunyai tradisi keilmuan yang tak boleh dianggap remeh.

“Prestasi yang didapat ini tentu bukan sesuatu yang besar, biasa saja. Yang luar biasa adalah bahwa mahasiswa/i STIT Hamzah Fansuri mulai terdorong untuk tetap berkarya. Langkah ini adalah sebuah upaya untuk memecah gunung es kebekuan prestasi para santri dan mahasiswa di Kota Subulussalam. Dapat Juara Harapan 1 sudah bagus sebagai awal permulaan bahwa mahasiswa/i STIT Hamzah Fansuri tak boleh merasa inferior. Kita sama-sama belajar, hasil ditentukan oleh usaha bukan nama besar almamater.” Ujar Ketua STIT Hamzah Fansuri.

 

Abidin sebagai salah satu mahasiswa yang mendapatkan prestasi tersebut pun tidak serta-merta berbangga hati. Abidin mengakui bahwa langkah tersebut dapat mendorong teman-teman santri atau mahasiswa/i lainnya ikut menorehkan prestasi yang lebih besar baik di tingkat nasional sampai di tingkat internasional.

 

Selain menjadi mahasiswa STIT Hamzah Fansuri, Abidin juga turut menjadi tenaga pendidik di pesantren-pesantren Kota Subulussalam, salah satunya Pesantren Hamzah Fansuri di Runding. Usainya kejuaraan Nasional OASE tidak membuat Abidin berhenti menggali ilmu dan mengajarkan ilmunya kepada peserta didik dan teman-teman mahasiswa/i lainnya di STIT Hamzah Fansuri.

 

“Hal ini (juara Nasional) jangan dipandang sebagai hasil akhir prestasi kita. Kita masih berproses, insyallah mahasiswa/i STIT Hamzah Fansuri dan santri di Kota Subulussalam akan menorehkan prestasi lainnya yang lebih dasyat. Selama generasi muda tetap mencari ilmu dengan sungguh-sungguh, masa depan bangkitnya keilmuan Islam di Kota Subulussalam akan tetap hidup dan tak pernah akan redup!” Pungkas Abidin sambil menyeruput kopinya yang masih hangat.

 

Tidak Main-main, STIT Hamzah Fansuri Masuk Babak Final di Ajang Nasional OASE

Abidin, mahasiswa STIT Hamzah Fansuri Kota Subulussalam  masuk babak final di ajang Nasional OASE 2021 cabang Qiraatul Kutub di Banda Aceh. Tentunya, hal ini menjadi momen penting bagi bangkitnya Perguruan Tinggi di Kota Subulussalam. STIT Hamzah Fansuri terus merangkul putra-putri terbaik Kota Subulussalam agar mampu terdorong mencapai prestasi akademik di level nasional maupun internasional. Dengan masuknya Abidin ke babak final, ada secercah harapan bahwa kampus-kampus lokal juga dapat bersaing di tingkat nasional.

 

Setiap Perguruan Tinggi Islam di Indonesia yang mengikuti OASE memang mengirimkan putra-putri terbaiknya untuk bersaing sehingga ajang tersebut bukanlah main-main. Abidin mengakui bahwa memang usaha untuk menyabet posisi di babak final bukanlah hal yang mudah, banyak sekali pesaing yang berasal dari pesantren atau pendidikan Islam yang mumpuni dalam Qiraatul Kutub. Namun, hal tersebut tidak serta-merta membuat Abidin minder dan kecut. Abidin membuktikan bahwa banyak sekali mahasiswa/i berbakat yang ada di Kota Subulussalam, sebab kurangnya akses sehingga mereka yang berpotensi kerap terkubur.

 

Dalam cabang perlombaan Qiraatul Kutub, Abidin membaca kitab Bidayatul Mujtahid wa Nihayatul Muqtashid karangan Abu Al-Walid Muhammad ibn Ahmad ibn Rusyd (Ibn Rusyd/Avverroes) seorang pembaharu jurisprudensi Islam (fiqh) dan filsuf Islam yang menginspirasi kemajuan peradaban Barat. Abidin cukup lancar membaca kitab babon tersebut beserta dengan penjelasan dari isi kitab tersebut secara lugas.

 

Keberhasilan Abidin mencapai babak final bukanlah hal yang tanpa kendala sama sekali. Ajang yang diadakan dengen metode daring tersebut sempat membuat Abidin kecut karena lemahnya sinyal membuat proses perlombaan sempat terputus-putus. Hal tersebut disebabkan oleh bencana banjir di Kota Subulussalam yang sempat diguyur hujan selama beberapa hari yang lalu. Namun, hal tersebut berhasil ditenggarai oleh Abidin karena memang Abidin telah menguasai pembacaan kitab Ibn Rusyd itu.

 

Pengalaman yang dihadapi Abidin memang menginspirasi sekaligus mengharukan. Dr Musriaparto, MM mengungkapkan bahwa memang akses STIT Hamzah Fansuri Kota Subulussalam belum sampai level teknologi dan pembangunan yang mumpuni, akan tetapi bukan berarti mahasiswa/i harus minder dan takut bermimpi besar.  “Memang kampus kita masih terbatas jika dibandingkan dengan kampus di Kota-kota besar. Tapi jangan salah, Mahasiswa/i STIT Hamzah Fansuri adalah orang-orang berbakat nan cerdas.  Nothing feels better than doing what people think you cannot do.” Kelakar Ketua STIT Hamzah Fansuri dengan candaan khas tapi tampak penuh keyakinan pada setiap kata-katanya.

AJANG NASIONAL OASE, STIT HAMZAH FANSURI SIAP MERAIH PRESTASI BARU

Ajang Mahasiswa/i pada Olimpiade Agama, Sains dan Riset (OASE) tahun 2021 yang diikuti oleh seluruh Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) di Indonesia, termasuk Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Hamzah Fansuri Kota Subulussalam menoreh kebanggaan. Abidin adalah salah satu mahasiswa STIT Hamzah Fansuri yang ikut meramaikan ajang yang dilaksanakan di Banda Aceh tersebut. Abidin sendiri telah menempati posisi sebagai kontestan terpilih cabang Qiraatul Kutub Putra setelah melewati berbagai proses seleksi.

Sebagai perwakilan dari STIT Hamzah Fansuri, terpilihnya Abidin memang cukup membanggakan. Sebab, Kota Subulussalam memang memiliki nama lain sebagai ‘Kota Santri’. Pelabelan nama ‘Kota Santri’ tentunya berasal dari banyaknya santri-santri berbakat di Kota Subulussalam. Kendati demikian, masih amat minim ajang nasional yang melibatkan santri berbakat di tingkat yang lebih besar.

OASE merupakan ajang Nasional yang mendapatkan perhatian publik yang cukup besar. Pasalnya, ajang bergengsi ini memang melihat potensi-potensi yang tersebar di seluruh daerah Indonesia. Kesempatan ini dibaca oleh Ketua STIT Hamzah Fansuri, Dr Musriaparto, M.M sebagai ajang penting untuk menunjukkan potensi Subulussalam Kota Santri dan STIT Hamzah Fansuri sebagai PTKI yang menanungi Mahasiswa di Subulussalam. “STIT Hamzah Fansuri akan terus mendukung, membentuk dan mendampingi mahasiwa/i yang berbakat agar mampu mengukir prestasi di berbagai bidang, khususnya di bidang Keagamaan Islam.” ujar Ketua STIT Hamzah Fansuri yang memiliki fokus penelitian di bidang Hadis itu.

STIT Hamzah Fansuri memang memiliki kapasitas yang mumpuni dalam menjaring alumni pesantren agar menempuh Sekolah Tinggi. Tercatat sampai hari ini, STIT Hamzah Fansuri memiliki sebaran alumni yang berkiprah di dunia pesantren, dari mulai tenaga didik, sampai pengelola pesantren/dayah.

Ajang OASE tersebut bukanlah satu-satunya ajang yang diikuti oleh STIT Hamzah Fansuri, melainkan ada berbagai ajang lokal yang juga menorehkan prestasi. Untuk mempersiapkan prestasi lainnya, STIT Hamzah Fansuri tetap fokus membentuk atmosfir intelektual di kampus dengan workshop, seminar dan berbagai program-program pembelajaran yang berperan besar pada perkembangan ilmu pengetahuan di Kota Subulussalam.

“Tidak hanya mendukung dengan kalimat retoris belaka, STIT Hamzah Fansuri membuktikan telah mempersiapkan sarana dan prasarana yang sangat membantu mahasiswa/i dalam menemukan bakat dan potensinya masing-masing. Karena saya meyakini kepintaran bukanlah bawaan lahir, kepintaran adalah hasil dari pembentukan karakter dan disiplin belajar yang mesti didukung oleh lingkungan.” Pungkas Dr Musriaparto, M.M.